Minggu, 18 Agustus 2024

" AKRABLAH DENGAN USIA" UNDANGAN PESTA DIUSIA 70 TAHUN TERASA ASING.



PESTA YANG DEMIKIAN RAMAI MERIAH  SERASA SEP

TAK SEORANGPUN berkata kepada saya,  "Hay ...  Apa Kabar "Terimakasih atas Kehadirannya. hal itu bukan karena kesalahan seseorang atau suatu pihak. Tidak ada yang disalahkan, tetapi itu akan terjadi bagi siapa saja, karena seminggu yang lalu saya juga menghadiri acara yang serupa, tetapi situasinya berbeda, pada saat itu  seusai acara lalu saya melangkahkan kami ke ruangan dapur umum, adalah  ruang yang tidak asing bagi. Tetapi beda dengan situasi yang saya hadapi pagi ini di Gedung Golkar di mana upacara ini ini dilksanakan.  Saya datang sedikit kesiangan sehingga tak kebagian Upacara akad Nikah Tinggal lagi sebuah Lagu dan Tari Tradisional Lampung serta Sambutan dan diakhiri dan dan Foto Bersama. Tetapi unrunya saya menemukankursi kosong dan saya duduk dengan segala kenyamanan, rangkaian acara trsisas bisa saya ikuti dengan seksama. 

Ada seorang Wanita Ibu Ibu  wajahnya menunjukkan bawa Ibu yang berprawakan agak Gemuk itu diluar dugaan saya tiba tiba dengan kedua tangannyanya membimbing saya, ketika saya saya harus berhati hati menuruni anak tangga yang harus saya lalui. Sekilas saya melirik wajahnya perasaan saya saya belum pernah kenal sebelumnya, dan saya berusaha tersenyum sesaat sebelum kembali fokus mengatu langkah. 


Kedua tangan Ibu itu tetap memegang saya erat, tetapi kedua tangan Ibu Ibu muda itu tidak manarik saya, beliau hanya memegang dan menjaga keaman  tbuh saya, setelah beberapa langkah Baru Beliau melepaskan melepaskan pegangan tangannya. Kembali saya mengucapkan terima kasih, saya yakin Ibu itu memang belum mengenal saya  dan kami berpisah setelah bertukar senyum, sempat saya melihat Wanita Muda yang baik hati itu, berpakayan  dengan dandanan Panitia  dalam perhelatan seperti dandangan wanita lainya mereka nyaris berseragam sebagi panitia.  Terimakasih Ibu Muda, nanti Allah yang akan membalasmu dengan kebahagiaan yang tiada tara. 

Nanti suatu saat kita akan temui keadaan pada  suatu pertemuan yang dihadiri oleh orang banyak tetapi justeru kita rasakan sebagai pertemuan yang nyi, tak seorangpun bisa kita kenali, mirippun tidak, jika sebelumnya walaupun mereka tik kita kenali tetapi banyak diantaranya yang menyapa kita bahkan ada  yang mengajak kita bersalaman dan dan cium tangan, sehingga air maka kita serasa meleleh, apalagi mereka menyapa kita dengan sapaan kekeluargaan (Tutur) yang menggambarkan kedekatan kita dengan mereka. Tetapi nanti ada saatnya mereka yang menyapa kita itu semakin sedikit. Semakin sedikit mereka yang mengenal kita. Nanti punak kesedihan itu, bila ternyata mereka yang mengenal kita hanyalah sipengundang saja, sehingga semua makanan yang disajikan  terasa hambar. 

Selaku pemegang usia yang tidak lagi muda, kita akan menemui situasi seperti itu. Apalagi bila pada saat itu kita tidak lagi mampu melangkahkan kaki menuju Pelaminan untuk menyampaikan Ucapan Selamat kepada kedua mempelai dan kedua orang tua mereka.  Disaat tamu bergiliran menyampaikan ucapan selamat, kita tetapp duduk ditempat kita duduk pertama pada saat kita baru tiba ke lokasi perhelatan itu.

Pada saat itulah kita harus tahu diri dan jangan poernah kita akan bisa memutar jarum jam dan memutar kembali

masuk keysia muda kembali. tidak, kita tak dapat memutar ulang putaram jam atau waktu, retapi teralak keadaan itu sebagai keharusan. 

SEBUAH  pengalaman yang yang sesungguhnya sanat tidak saya duga, seminggu lalu saya menghadiri sebuah acara perkawunan  di Pringsewu, jarak perjalanan mungkin tak mencapat 50 Km. Selesai acara saya merasa butuh masuk ke kamar kecil, saya diajak ke rumah pengundang dan saya masuk ke kamar kecil dengan segala keleluasaan, keluar dari kamar kecil saya langsung bergabung ke tengah keluarga  yang juga memilih berkumpul disitu. 

Saya bergabung dan dengan mereka dan diantara mereka yang menwarkan minuman, saya bahagia sekali hadir di pertemuan itu, seolah saya saya sedang kembali ke habitat. Di ruang acra, saya merasa sebagai orang asing. tetapi duduk duduk di dekat kamar kecil kamiu merasa sebagai tuang rumah , yang seolah sebagai pemilik rumah yang beleh dan pantas berbuat apa saja. hehe. 

 
BAHAGIAlah  jika kita masih hidup berdampingan antara isteri dan suami, saya ingin bercerita bahwa seing saya merasa bila saya boleh milih, maka saya minta nanti diusia tua saya lebih suka pulang lebih dulu, bari istei saya kemudian, karena menurut saya isteri saya lebih dekat dengan anak anak dan cucuinya, dan isteri saya juga lebih banyak sahabatnya. dan diam diam saya selalu berdoa agar isteri saya selalu dalam keadaan sehat walafiat, sehingga dia selalu mampu memelihara komunikasi dan selalu gembira. 

Memang  dalam usia tua kita tetap selalu harus memiliki grup seusia yang harus saling menjaga dan memelihra komunikasi, bangunlah kesamaan kesamaan yang harus kita pelihara selain kita saling mendoakan.  can banyak lagi, yang insya Allah akan kita lanjutkan dalam tulisan berikutnya.