Jumat, 21 Agustus 2020

JANGAN SPIKULASI DALAM BISNIS DIZAMAN SEKARANG.

 

 

IDHAM KHOLID setengahnya cuma pamit bahwa telah bulat tekadnya untuk untuk beberapa hari yang akan datang meninggalkan Lampung, menuju tanah Jawa untuk mengadu nasib, membuka warung nasi kecil kecilan. Saya  sebenarnya kurang setuju dengan gagasan itu, sikap saya itu didasarkan atas data bahwa pada saat ini termasuk di tanah Jawa sedang mengalami kesulitan ekonomi yang luar biasa, karena selama satu periode kepemimpinan Presiden Jokowi  perekonomian kita sama sekali tidak berkembang, bahkan mangalami penurunan dan tak bergerak dari posisi keterpurukannya, dahulu masa Susilo Bambang Yudoyono menyatakan ketidakpuasannya terhadap prestasi uang hanya berkutat dari 6 ke 7% lalu kembali ke 6% dan terpaku diantara itu. Menurut para ekonom SBY terbilang keliru dalam menerapkan kebijaksanannya. 


Di rea Jokowi ini selain memang tidak se-berhasil SBY, sialnya lagi di masa Jokowi ini muncul musibah dunia yang bernama Virus Corona. Akibat virus ini mereka yang berhasil dan sukses mengalami kehancuran luar biasa. Jika kita memperhatikan bagaimana Indonesia menangani ekses corona ini secara tidak berpola. Setelah segala anggaran dialihkan untuk penagnan ekses corona, dan bahkan bukan hanya itu tyelah pula diputuskan Undang Undangnya bahwa apapun yang digunakan untuk penangan ekses corona tak boleh dikriminalkan.

Tetapi tiba tiba Presiden marah marah disiarian di di TV. marah marahnya sidah lama, tetapi disiarkan katanya sepuluh hari kemudian. Nampaknya ketika marah belum mencapai final, untuk menyiarkan kemarahan itu yang paling tepat kapan momennya. Dan ternyata momennya ditemukan sepuluh hari kemudian. Sandiwara ini belum juga berhasil memulihkan perekonomian Bangsa. Poi yang ingin saya sampaiukan. bahwa kemunduran perekonomian