LOGO PAKSIPAK SEKALA BRAK
@direkap dan ditulis oleh Dr. Yunada Arpan SE
Ass,wrwb....
Alhamdulillah kita sudah membuat wadah silaturrahmi berupa Group WA dengan nama Al Hamid Buay Pernong, nama ini dipetik dari nama pahlawan keluarga kita, Almarhum Tuyuk Aji, Haji Hamid bin Raja Musyarif, adapun Raja Musyarif adalah salah satu Raja Jukuan yang berkedudukan sebagai seorang Raja Jukuan dari Buay Kenyangan (Buay Pernong) Batu Brak yang hidup di sekitar tahun 1800-an di era Pangeran Batin Sekandak...
Hi. Hamid ini adalah putera pertama dari Raja Musyarif hasil perkawinan dengan Istri yang berasal dari Kegeringan Batu Brak Belalau Lampung Barat. (dari Kegeringan yang dimaksud berasal dari Lambannya Mat Bukhori yang saat ini putera Mat Bukhori tersebut bernama Zairil tinggal dan berdomisili di Bandar Lampung).
Saat ini anak keturunan Hi. Hamid tersebar di berbagai penjuru Indonesia dan menjadi penduduk tetap seperti Kota Bandar Lampung, Metro, Lampung Timur, Tanggamus, Jakarta, Pulau Batam, Medan, Sumetera Selatan, Yogyakarta, Jawa Tengah, dan lain-lain. Walaupun demikian pada momen-momen tertentu masih mengadakan pertemuan dengan semangat kebersamaan yang tinggi.
▷ Haji Hamid bersaudara kandung 3 (tiga) orang yaitu
1) Hi. Hamid,
2) Hi. Syafi’i
3) Siti Rohma
istrinya H. Hamid bernama Hamiah yg berasal dari Turgak Belalau, beliau memilik lputera dan puteri sabanyak 9 (sembilan) orang yaitu:
1) Nukhliah,
2) M Idris,
3) Bahri,
4) Majidah,
5) Hj. Sipah
6) Halimah
7) Abdul Kadir
8) Hamidah
9) Alwi.
Ke-sembilan anaknya tersebut menyebar diberbagai wilayah.
secara singkat dapat diuraikan berikut ini:
A) Nukhliah metudau di skbumi belalau
Keturunannya
M. Ralif, Sahyan Aliyah, alm Mulkan, Syarif dst.... tian di Sukabumi *tolong disempurnakan
B) M. Idris tinggal di pkbalak belalau, putra putri beliau sbb:
1) Siti Aisah
Syarif Rochman, Azna, khoiri, Arbain dst...
2) Hi. M. Yunus
Hi. Danial, Haikal, H. Faizal, Helna Dewi, Zulhilal, Herawati dst...
3) Mardiyah metudau di Bandakh Kenali
Riswan, Adrix, yus, Inda.
4) Khosma metudau mit Canggu
Mursal, Thamrin Nuraini, Juhan, dst
5) Hi. Arpan di pkbalak
Hi. Yusep, Yunada, Fitria, Yunata, Yuris, Fitrina.
6) Zainuddin
Yana, Ita, Indah, 7) Hj. Zahro ke Kotabesi
Mulkis, Yurdis, Satoris, Ismail, Idham dst...
8) Hi. Tamzil di Balam
Aris, Edwin, Rita, Rosa.
9) Anila di Simpang Sender Ranau
Desi, Yodi, Tri
10) Marnah di balam
Eva, Syaiful Anam dst..
11) Yuliati di Balam
Hendrik, Aldi dst..
C) Bahri. tinggal Semaka Kota Agung, mempunyai 4 anak yaitu
1) Mari’ah di banjar masin KA
Baheram dst..
2) Mat Asan di Kenyangan KA
Hj. Zaura, Suhairi, Yan dst...
3) Marziah di kanyangan KA
Rusman, Rusdi dst..
4) Alpi di kanyangan KA
Yumaini, Agus Santiana dst...
D) Majidah puncak dalom Kembahang
Mat. Tamrin,
Lyn suwarni, Ir.Hasyimi
Nevi, Agung, Ivan
E) Hj. Sipah ke Kotabesi
Mat Lazim,
Marfian, marten, April, Darwin dst
H. Aksir,
Candra, Rahmad dst...
Hj. Nurma
Selamat, Sehat, dst...
F) Halimah di Metro
Marwan, Nomi, dst..
Misbah,.. dst...
G) Abd. Kadir di Tanjung Karang
Faisol, Parhan, Perdinal, Itun, Nella dst...
H) Hamidah di pekon Kejadian Semaka Kota Agung
M. Taher, Burdani dst...
I) Alwi di Kembahang Tuha Siti Nurma, Fakhruddin, Mukhlis dst...
▷ Haji Syafi’i sbg adiknya H. Hamid memiliki 6 orang anak yaitu:
1) Sekhidah,
2) Abd. Halim,
3) Darmasiah
4) Rokiah,
5) Syanusi,
6) Usman. Ke-enam anak Haji Syafei tersebut juga menyebar diberbagai wilayah, secara singkat diuraikan berikut ini:
1) Sekhidah
Siti Zawiyah, Bastian dst...
2) Abdul Halim
Winda, Nursyah dst...
3) Darmasiah Rosnilam,
Masturi dst...
4) Rokiah
Rosanah, Sahmiri dst...
5) Syanusi
Indrawan, Ida Lestari dst...
6) Usman
Windarso, Rosmaniar dst....
>Siti Rohma adik perempuan Hi Hamid metudau mit kegeringan menurunkan:
1)Nurpiah
Maas, Seem Canggu,
2)H. Mat Zaini
Yusrin, Nursaddah, Sitro dst...
3)Sarbiah di kegeringan
Usman, dst...
Dari data silsilah2 yg ditulis minimalis tersebut diatas disadari... bahwa masih sangat jauh dari sempurna, namun dibalik itu diharapkan agar kham unyin masing2 sebagai keturunan H.Hamid baik secara vertikal (anak uppu, tuyuk, gekhinung, canggah, sampai pada kita2 saat ini) maupun horizontal (keturunan adik2 beliau)... akan terpanggil untuk melengkapi dan menyempurnakannya.. aamiin
Kita ini semua adalah buit dari almarhum Haji Hamid. Hi Hamid dilahirkan di Pekon Balak Batu Brak Belalau Lampung Barat. Perjalanan selanjutnya almarhum Tuyuk Haji Hamid berdua bersama adiknya yaitu Hi. Syafi’i hijrah ke Semaka Kota Agung. Proses hijrah ini didasari suatu tekad “Ngebujakh Lain Miccakh” artinya secara umum “Pergi memperluas wilayah tempat berusaha, berikhtiar dan berkarya namun bukan berarti memisahkan diri dari kelompok dari mana mereka berasal”.
Sebelum hijrah dari tanah kelahirannya di Belalau, Hi. Hamid bersama adiknya H. Syafei ternyata cukup banyak meninggalkan situs bersejarah, ditanah kelahirannya.. yg dapat kita saksikan sampai sekarang seperti.. sabah bekhak, kebun bekhak, lamban balak, berikut isinya seperti benda-benda kuno seperti beberapa alat pecah belah zaman dynasti cina, beberapa karpet permadani atau ambal buatan Turkey kuno, maupun senjata berupa keris, badik, hinjang buppak, uang emas gulden ratu welhelmina Belanda, Foto, seperti foto profil grup kita ini menunjukkan bahwa H. Hamid pada masa itu bagian dari perangkat alat kesebatinan, begitu jg benda bersejarah lainnya yang tentunya bukan saja sangat berarti untuk anak cucunya hingga kini. Tetapi menunjukkan bahwa di pekon balak khususnya pada masa itu mereka sdh hidup dlm perdaban yg maju...
Sehingga bisa kita pastikan bahwa keberangkatan mereka untuk hijrah kenegeri baru yakni di Semaka Kota Agung bukanlah suatu kepergian untuk mencari penghidupan karena kekurangan di kampung halamannya yakni Pekon Balak Batu Brak Belalau. Tetapi mereka punya semangat untuk terus berjuang dan hal itu terbukti dari asset-asset yang mereka miliki dan masih lestari hingga saat ini baik di Belalau maupun yang ada di Semaka Kota Agung.
Lalu apa pesan dan makna yang bisa kita ambil dari sebuah perjalanan panjang seorang Pahlawan kita ini? Pasti, mereka adalah sosok pekerja keras, memiliki motivasi yang tinggi untuk maju, keseimbangan antar ikhtiar dan doa serta keimanan Islam yang sangat kuat. Hal itu terbukti dan tidak bisa kita pungkiri bahwa jauh sebelum Republik Indonesia Merdeka beliau telah melaksanakan perjalanan ibadah haji. Ini adalah sesuatu yang sangat luar biasa, berani melintas negara dan dunia ketika masa penjajahan kolonial.
Selain itu, bisa kita maknai bahwa beliau pada eranya sdh memiliki adat dan berbudaya tinggi, "ngedok kas, khik ngedok ilis" yg bisa jd panduan kham, anak uppuna... beliau punya kemampuan untuk mamanage diri dan keluarga sehingga mereka bisa sejahtera dan menempati suatu tempat untuk bermasyarakat, berkelompok dan berbudaya serta bukan dari suku bangsa yang berpindah-pindah tanpa arah tujuan (nomaden). BERSAMBUNG......