Rabu, 06 Juli 2022

KENAPA REUNI TERASA SEPI

 REUNI KALI INI TAMPA KEHADIRAN PAK BATIN TARMIZI DAN PAK LUNI NASIR        KEDUANYA TELAH MENINGGAL KITA SEMUA 





























Senin, 04 Juli 2022

KAMI BERTIGA PALING BERSAHAJA


SAMA SEKALI tidak ada niat saya untuk membeda bedakan satu kawan dengan kawan yang lain,  judul ini hanya dikarenakan keterbatasan informasi yang mampu saya sampaikan, melainkan hanya disekitar kami bertiga, itu setidaknya terjadi pada saat kami duduk dibangku kelas 5 dan 6 Sekolah Dasar (SD) Pagelaran, tetapi pada saat itu Plang didepan sekolah kami tertulis secara buram karena keseringan terpercik air hujan tulisan itu tampil secara malu malu dituliskan Sekolah Rakyat. Yah lupakan saja itu semua karena saya hanya ingin cerita sebagai rasa perhabatan diantara kami bertiga yaitu saya Fachruddin, Wartoyo dan Sutadi, saya mulai dari siapa diantara kami bertiga  yang paling ganteng, maka saya akan katakan bahwa yang paling ganteng adalah Wartoyo, beliau tahun lalu telah

telah meninggal dunia, Innalillahi Wainna Ilaihi roojiuun. Lalu  siapa diantara kami bertiga yang paling pintar tak malu saya akan katakan bahwa diantara kami beriga maka yang paling pintar adalah Sutadi, jika Wartoyo dalam sehari harinya selalu saja tampak memakai baju bersih dan wajah serta fisik wartoyo yang nampak sangat terjaga kebersihannya. 

Mengapa Sutadi saya angkat sebagai seorang teman yang paling pintar adalah karena Sutadi terkesan tak mematok prestasi tertentu Dia hanya ingin mengalir saja, silahkan pihak yang ingin menilai nanti setelah segala sesuatunya usai, baik dalam artian sementara atau benar benar final. dalam istilah sehari hari sahabat sutasi tak pernah mengejar nama, sehingga akibatnya pada saat itu dia mampu mencapai prestasi di atas rata rata, dan memposisikan dirinya di deretan teratas. Lalu apa alasan saya menulis demikian. 

Pada era saya untuk ditarik sebagai anggota Tim Kesebelasan SDN 1 Pagelaran, pada saat itu tim ini rada kritis dengan lulusnya beberapa orang yang sebelumnya menjadi andalan dan memang kenyataannya SDN 1 Pagelaran pada saat itu berhasil memenangi berbagai pertandingan. Tentu saja dengan lulusnya beberapa bintang yang kami miliki pada saat itu maka tentu prestasi yang diraih oleh para senior kami tentu terancam akan gagal kami pertahakan. 


Pada saat itu anggota Tim yang paling senior dan memiliki keterampilan di atas rata rata kawan yang saya maksud adalah Bang Nabhan, beliau pensiunan Pertamina di Prabumulih, Bang Nabhan pada masa  masa pensiunan ini ketika saya hubungi kadang ada di Solo mendampingi Ayuknya  Kak Amnah yang pada saat ini sering sakit sakitan, kadang ketika saya hubungi beliau ada di Palembang  ditempat Anaknya, kadang sering juga  beliau ada di Prabumulih (Insya Allah saya masih menyimpan no kontak Bang Nabhan) beliau pernah saya masukkan ke Grup WA  Alumni  SDN 1 Pagelaran, tetapi sayangnya sekarang sudah keluar. Cerita tentang Bang Nabhan erat kaitannya dengan saya dan Mas Sutadi  terkait permainan sepak bola, yang saja jadikan dasar pemikiran. 


Entah atas pertimbangan apa Bang Nabhan memilih saya menjadi Kiper andalan di Tim kami pada era itu, mengingat badan saya kecil dan terbilang tidak jangkung, memasang saya sebagai penjaga gawang sangat mengundang resiko. Tapi saya terima saja dengan senang hati. Semula saya dilatih untuk menangkap bola yang beliau lempar dengan kedua tangannya, lalu naik lagi saya harus menangkap bola yang ditendang secara halus, lalu saya diharuskan menangkap bola yang ditendang secara keras. Lalu saya harus menangkap tendangan keras yang melenceng ke kiri ataupun kanan. Ada pula saya diharuskan menangkap bola dalam posisi duduk bersila. 

Saya dibebani tuga mengejar dan menangkap bola dalam posisi sulit. Beliau bertanya kepada saya bola ke mana yang kamu sulit tangkap, saya jawab ke arah kiri Bang kata saya, lalu beliau mengajarkan kaki mana yang harus saya jadikan anddalan untuk memperkuat kuda kuda, kaki yang diperkuat itulah yang menjadi andalan untuk menghentak badan dalam mengejar bola sulit itu. 


Pelajaran yang sulit saya lupakan adalah perintah Bang Nabhan kepada saya ... katanya..., nanti kalo saya sudah muali dicurigai musuh dan mereka berusaha mendekati saya, maka arahkanlah bola ke Sutadi, demikian perintah senior yang satu ini. Dalam kekurang pahaman saya perintah itu saya patuhi saja, heran ... setiap kali Mas Sutadi saya beri bola, bila tersebut dibawanya menepim sehingga musuh ikut lari menepi, setelah beberapa musuh mencoba merebut bola dari Sutadi ... ternyata Sutadi buru buru mengoper bola ke Nabhan yang pada saat itu dalam posisi aman, dan relati beliau hanya berhadapan dengan penjaga gawang lawan ... goaal .... Saya berikan jempul ke Mas sudadi sambil mengangguk angguk kepala, pertanda paham. Pada saat itulah saya mulai menilai Sutadi yang berperawakan kecil dan relatip pendek ini sejatinya sangat cerdas. Dan saya tetap menggap cerdas walaupun sejak tahun 1078 rasanya saya belum pernah berjumpa. Tetapi karena rumahnya berada di dekat Besan Kakan saya Ganong, saya berhasil mendapatkan No kontak Sutradi lewat Adiknya Mas Ganong yang bernama Markun. 

Sahabat saya yang satu ini dari kecil tak pernah menonjolkan diri volume suara hanya biasa biasa saja, belum pernah saya dengar beliau bicara ngegas, baik karena marah ataupun gembira. Pada saat sekolah dahulu kawan kawan saya terdiri dari kelompok kelompok, Ada yang senang bermain, ada kelompok yang senang jajan, ada kelompok asal kelahiran  dll , tetapi umunya kami akan jumpa di di lapangan sepak bola, kecuali hanya beberapa . Ada kelompok yang paling bersahaja kelompok kami hanya tiga orang, yaitu Wartoyo (alm), Sutadi dan saya Fachruddin, kelompok yang paling bersahaja. Tetapi saya banyak kenang kenangan dengan kawan kawan dan saya sering bergabung dengan kelompok lain, salam untuk semua.   

Sabtu, 02 Juli 2022

SENANG RASANYA MEWARISKAN SESUATU YANG BAIK.


BAGI KITA kita yang sudah tua tua ini cepat atau lambat dipastikan akan tidak lagi mampu mengikuti perkembangan zaman dan tak lagi didukung kekuatan jiwa dan juga fisik sejalan usia, Rasulullah telah meninggalkan kita seusai menerima wahyu pengakuan dari Allah langsung bahwa beliau telah mencapai sesuatu secara sempurna. Pada hari ini ...  kata Allah ... telah Aku sempurnakan  ...  hal itu disampaikan dalam bentuk wahyu ... jadi tak akan ada lagi penambahan dan perbaikan ... tak ada lagi wahyu yang baru  ... Rasulullah SAW sangat maklum ... bahwa usianya hampir finis. Bagi kita sebagai manusia biasa tak akan ada  pemberitahuan seperti itu, tetapi ada pembertahuan cara lain, namun jika kita tak hati hati maka akan banyak sekali pemberitahuan akan berakhirnya usia kita yang kita tak mampu memahaminya, karena keterbatasan kita tentang banyak hal. Namun siapapun kita maka tentu saja kita ingin meninggal dunia dengan mewariskan sesuatu yang bermanfaat. 

Tetapi sebagai salah seorang yang ikut mendirikan Grup WA ini bersama kawan tentu saja kami sebagai pendiri Grup  maka yang mampu saya watiskan kepada penerus Grup ini tentu adalah hanya grup ini, tentu saja saya berharap  ketika nanti kami meninggalkan grup ini karena usia, maka grup ini masih dalam keadaan makmur, Artinya anggotanya banyak dan kompak saling pengertian dan saling pengertian, lebih mengutamakan kebersamaan dibanding kepentingan pribadi, Kak Ton ... sebagai teman Senior telah memberikan sesuatu yang berharga kepada saya. 

Ketika ada seseorang yang dimasukkan olh admin, pada saat jumlah anggotanya belum menghabiskan jumlah jari kaki dan tangan kita  ada seseorang dimasukkan, kak Ton beraksi ... dan menasehatkan kepada saya  bahwa Grup ini grup kekeluargaan ... katanya ... tolong dalam memasukkan sebagai teman ... benarbenar harus berhati hati, Untung belakangan anggota baru yang bersangkutan memposting sesuatu dengan menggunakan bahasa daerah ... hingga Kak Ton ... merasa plong ... walaupun membutuhkan waktu untuk bisa berinteraksi secara lebih  familiar. Bisa dicapai walaupun membutuhkan waktu yang panjang. 


Ada seorang  anggota yang mengusulkan agar Grup kita diagabung saja dengan Grup WA SPM Pagelaran,  anggota Grup SMP lebih ramai jadi dengan digabung itu grup kita akan selalu ramai dan akan terasa meriah  sekali  bahwa di grup kita akan banyak kawan. Sepontan pada saat itu saya  kurang sependapat, bukan karena tak ingin ramai, hiruk hiruk pikuk  dan banyak kawan, tentu banyak sekali informasi yang bisa kita terima dalam sehari harinya, tetapi membutuhkan waktu  untuk bisa berinteraksi dengan baik bersama Kakak Kakak alumni SMP Pagelaran,  Sementara  beberapa waktu lali para anggota kita ada beberapa  diantaranya yang keluar karena mengaku tak lagi mampu mengimbangi postingan kawan kawan dengan segala keceriaan kegembiraan  mereka. Tak terbayang nanti seperti apa bila  Alumni SD dan SMP  digabung, mungkin karena saya kurang pengalaman saja, barangkali. 

Pada saat yang lain kembali ada yang menyarankan kepada saya agar Grup WA  Alumni  SD 1 Pagelaran ini digabungkan saja dengan Grp Alumni SMPN 1 Pagelran karena yang bersangkutan rupanya juga sebagai Alumni SMPN 1 Pagelaran, dia bilang banyak sekali teman teman di SMP dulu yang  aktip di WA kalo kita digabung dengan Grup SMP  pasti rame dan pasti seru. Terkait dengan hal tersebut maka saya kembali teringat kepada (1)  Petuah Kak Ton ... (Buston)  yang mewanti wanti saya agar  selektif dalam menerima anggota, upayakan murni sebagai Alumni SDN 1 Pagelaran dan yang ke (2)  yaitu mundurnya beberapa orang  dari keanggotaan di Grup WA dengan satu alasan yang hampir mirip yaitu merasa kurang seobrolan dengan para anggota yang lebih muda  yang memiliki semakan dan kemampuan serta ketahanan dalam berbagai gaya berkomunikasi di di Grup WA. 

Belajar dari dua pengalaman tersebut di atas, maka setidaknya kita bisa menyimpulkan bahwa dalam Grup WA itu memiliki ikatan yang cukup rapuh, kekuatannya  terletak pada kesamaan dan ikatan emosional, semakin lemah kesamaannya, semakin lemah ikatan emosionalnya  maka kesatuan Grup sebenarnya akan terancam setiap saat. Kesamaan itu  contohnya sama sama satu almamater atau abituren  atau bagi kita sekarang dari sekolah yang sama. Yang Kedua ikatan emosional adalah ikatan yang terbentuk dari proses panjang, interaksi yang panjang  yang melahirkan kenangan yang indah  serta berbagai keindahan lainnya yang sulit dilupakan yang menjadikan seseorang memiliki ikatana seolah menjadi saudara. Mereka yang memiliki ikatan seperti ini akan membuat hubungan kita bukan hanya sekedar sahabat tetapi hubungan mereka melebihi Saudara. Walaupunm itu hanya ikatan emosional tetapi ternyata banyak orang yang berhasil memelihara hubungan ikatan emosional itu hingga di hari tua dan bahkan di bawa mati, dengan persahabatan yang masih kokoh hingga akhir hayat dan layak dilanjutkan oleh anak keturunan.  

Kita harus belajar dari pengalaman mundurnya sejumlah anggoto dan bahkan diantaranya ada juga pndiri Grup WA ini yang mundur dari keanggotaan di Grup WA ini nampaknya dikarenakan perselisihan ringan terjait  secara subjektif saja tetapi ternyata kitapun sangat sulit untuk menarik mereka kembali aktif bersama di Grup dan belum juga menampakkan hasil yang menggembirakan, ini adalah alasan nyata mengapa kita sepertinya tak akan membuka  pintu untuk secara resmi memnggabung Grup WA SDN 1 Pagelaran dengan Kakak Kakak kita Alumni SMPN 1 Pagelaran  hampir dapat dipastikan kita akan menghadapi persoalan yang lbih besar lagi. Dan kita akan lebih sulit lagi menyelesaikannya. 

Barangkali satu atau dua orang karena memiliki keistimewaan tetapi utupun harus melalui Keputusan dan kesepakatan bersama yang memiliki kemampuan mengatasnamakan atau mengemban kepercayaan dari teman teman dan harus melalui proses pematangan  yang representatif, dengan mission yang jelas dan  dan yang bersangkutan akan mengambil peran peran tertentu dan keterampilan tertentu, Tetapi itupun harus atas jaminan dari anggota aktif kita yang yang mengenal banyak tentang seseorang dimaksud. Dan itupun harus dibahas lambat lambat oleh orang orang atau anggota lain yang mengnal dan bersedia memberikan dukungan.  Demikian harapo maklum.