'
SEKEDAR BUNGA TIDUR ATAU ADA ARTI DAN MAKSUD.
NAMANYA ASMID almarhum, sudah lama sekali, Dia temaku sekolah sejak Kelas 1 SLTP, tepatnya PGA, pada saat itu setahu saya beliau tinggal di Kampung Sawah. Pertemanan sya kira cukup hanyat, beliau merasa memiliki kedekatan denga saya, saya tandai Dia berbicara sedikit agak Bebas manakala dalam suatu pembicaraan kami seperti kurang sejalan. seusai bicara beliau seperti gembira sekali ketika saya berikan kebebasan untuk bicara dan saya tak merasa tersinggung, dan form wajh saya tetp sya pelihara, sehingga kami berhasil memelihara persahabatan selama bertahun tahun aaSampai kami sibuk dengan aktivitas masing masing.
Pada suaty saat Sahabat saya Baridah bertanya kepada Saya "Kamu udah Dengar belum ... Aoa .... Kawan kita Asmit telah tiada .... Kapan tanya saya sangat terkejut ... sudh kama ... sudah lama sekali ... itu keterangan Baridah. Inna lillahi Wainna Ilaihi Roojiuunn.
Lalu kami sibuk dngan tugas masing masing, Baridah Mengadi sebagai Pendidik di Kanwil Kemenag, saya sendiri bekerja di Kanwil Dikbud Lampung, saya sempat dipercayai sebagai Peneliti Kebudayaan Lampung dan Mensosialisasikan Falsafah Kebudayaan Lampung iil Pesenggiri" Yang dibiyayai oleh Anggarap Proyek Pusat Jakarta. Sekitar selama Sepuluh tahgun saya disibukkan oleh Kegiatan Penelitian itu. Setelah memasuki Usia Pensiun Saya dtawari untuk Menjadi Pembiumbing Usaha Peningkatan Mutu Pendidikan Tingkat Dasar sebagai Tenaga Educatiom Spoesialist dan saya ditugaskan di Wilayah Sumatra Selatan Khususnya di Oku Timur dan Daerah Sekayu Banyuasin, diujung satu Dekat Jambi dan diuujubf lainnya dekat Lampung.
Pada suatu malam perasaan saya pada saat itu saya sedang menikmati Rumah Baru, perasaan saya pada saat itu ada seseorang yang jalan bergegas dari Seberang Jalan Dia menyeberbgi jalan dan menuju kearah Rumah yang saya tempat dalam mimpi itu, Saya beranjak keluar dari Rumah dan melambai ke arah Tamu yang sepertinya hendak ke rumah, Diapun menengok kerah saya tetapi dengan langkah yang tampak sekali seperti Merasa Ragu.
Saya melambai lagi agar dia tidak ragy rgu, tetapi dalam keraguan dia seperti membuka sepatunya dengan pandangan yang tak lepas ke arah saya, Dalam hati saya merasa Yakin dia adalah Sahabat saya Asmid. Tiba tiba saya terbangun dan Mimpipun terputus smpai disitu.
Sebetulnya saya memiuliki kenang kenangan saya dengan Asmid. Tampa sengaja ketika saya mengantar Isteri untuk bertndang ke rumah Famili dari Isteri, Pada saat Adzan Zuhur saya permisi kepada tuan rumah untuk Sholat di Masjid. Tak disangka di Masjid saya jumpa Asmid, dengan keakraban Ala Jawa Tmur kami bertutur Sapa, Asmid menawari saya singgah ke rumahnya, Saya menolak dan menjanjikan lain kali akan saya penuhi. Insya Allah
Pada suatu hari saya jumpa lagi, dan sepertinya beliau sangat berharap saya berkunjung ke rumahnya, tetapi sayang karena pada saat itu sedang mengantar isteri untuk kebeberapa tempat yang tidak dalam posisi berdekatan, sehingga gak mungkin bisa mampir ke rumah Asmid. mendengar itu Asmid memang mengekpressikan kekecewaannya. Tetapi akhirnya setelah saya bicara lebih serius, nampaknya Asmid bisa memahaminya.
Barangkali itulah yang paling mengecewakan beliau karena memng hingga pada suatu saat Ketika Baridah menyampaikan pesan bhwa Asmid sudah mendahului kita sayapun sesungguhnya belum sempat juga mengunjungi beliau. Apakah itu yang yang akhirnya sekian tahun kemudian saya harus mimpi jumpa beliau, walaupun mimpi itu terputus karena tiba tiba saya terbangun.
Namuin demikian saya meminta kepada kawan kawan yang kenal atau sudah pernah jumpa Almarhum marilah kita mendiakan sahabat kita yang sudah mendahului kita semua, semoga diampuni segala dosanya dan melipatgandakan segala ganjaran amal kebajikannya sehingga almarhum bisa ditempatkan ditempat orang orang yang disayangi Allah Swt. Aa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar