Selasa, 12 April 2022

SABAY ERNA BERTUTUR ... Aku tersenyum mendengar cerita Sabay

 

 IBU IBU yang duduk didepanku ini bukan orang lain, beliau adalah Sabai ku,  Sabai itu bahasa Lampung artinya Besan, Namanya Erna Keponakan Erna berhasil mempersunting keponakanku, itu terjadi beberapa tahun yang lalu para Kemenakan kami itu sehari hari nampak Bahagia. Dahulu tolonh bantu doa agar mereka tetap bahagia hingga akhir hayat. 

Ini pertemuanm kali kedua, pertemuan kali ini adalah ketika kami sama sama  takziyah mninggalnya Bpk. Nasim suami Mbk Kasyati teman sekelasku dahulu waktu SD. Senin 11 April 2022 di Pagelaran kemarin. Sedang pertemuan pertama adalah dahulu Minggu 2 Januari 2022 dalam acara Reuni Anggota WA Alumni SDN 1 Pagelaran di Teluk Kenyo. 

Dahulu pada Waktu pertemuan pertama Aku  mengira Sabay Erna sudah lupa padaku dan memang sejak kami ber Sabay kami belim pernah jumpa pada acara perkawinan pun saya hanya jumpa Sabay Ijus dan Sabay Isyam  serta Sabay Igus Ayuknya Sabay Erna. Sedang dengan Sabay Igus saya sudah beberapa kali jumpa sejak terjalin tali persabayan dengan anak anak dar Bapak Usman Bagindo Anggota Polisi yang dulu bertugas di Kecamatan Pagelaran.

Ketika jumpa Sabay Erna saya benar benar  ragu karena melihat reaksi Sabai Erna dingin saja, tetapi saya pikir ya gak apalah, namanya juga lupa. Dulu  ketika saya reunian yang pertama dengan teman teman pensiubnan sekantor saya banyak lupa terutama dengan teman teman wanita yang mungkin dahulu ketika masih aktif di Kantor memang jarang ada kesempatan kontak person karena beda Bidang garapan dan aktivitas. Padahal kami tiap hari ada dalam sebuah komplek perkantoran yang sama. Ya memang  tergantung banyak faktor untuk menjadi ingatan setia, jadi tak boleh menyesalkan atas kelemahan daya ingat kita masing masing yang selalu saja bisa terjadi ketidaksamaan, jadi saya tak boleh ambil hati, dan memang tak boleh segan segan saling mengingatkan kenangan manis untuk kesegaran ingatan kita bersama teman.

Demikianpun ketika jumpa Sabai Erna yang sepertinya Ia lupa. Aku berniat suatu saat bila jumpa lagi Aku  ingin berupaya saling mengingatkan kembali serta mengingatkan bahwa kami sekarang memiliki ikatan Persabayan karena Kemenakan kami sudah terikat Tali perkawinan yang syah. 

Aku terkejut ketika Sabay Erna ternyata duduk mendekat dan bertanya Apa Kabar Bang Fah ... walaupun pada saat itu nama yang disebut Bang Syaf ... itu nama Kakak Kandung Ku yang tinggal di Pagelaran. Tetapi setelah kami berinteraksi dan Pak Ahyar Haris  banyak terlibat dalam obrolan itu maka ingatan Erna menjadi pulih dan memanggil nama Ku secara benar dan Dia menyebut Bang Fach, singkatan atau potongan dari Fachruddin. Alhamdulillah. 

Ada cerita lucu yang dituturkan Sabay Erna ..,  Dahulu pada saat itu  Saya ingin sekali memetik satu atau dua buah jeruk dalam pekarangan di rumah Among, saya lihat ada satu buah yang rasanya sudah matang sempurna, saya ingin sekali memetiknya, saya tahu ada pagar yang rusak dan bisa dilalui dengan mudah yaitu dari arah rumah Parman, yang kami sering bermain di situ. 

Pada saat itu kulihat jeruk itu belum juga dipetik, dengan mindik mindik saya mendekati pagar, saya coba menaksir berapa langkah saya butuhkan mencapai pohon jeruk itu. Agak beberapa saat saya tercenung dan kami melangkah maju penuh ragu, langkah pertama saya lakukan dan hati berdegup kencang, degupan di dada semakin berdebar kencang, ingin rasanya aku mengurungkan niat memetik jeruk yang nampak ranum itu ... hati ini benar benar dibuat bimbang ... apakah diteruskan ... apakah balik pulang ... 

Hampir runtuh rasa dunia ketika saya mendengar ada suara Among sedang terbatuk batuk ... degupan dada senakin kencang tak karuan ... dengan langkah gontai secepatnya Aku berbalik arah ... tetapi aku tetap cermat agar tak diketahui keberadaanku.  Tetapi tiba tiba Among terdengar melemparkan sesuatu ... hampir terputus rasa jantung ini ... tetapi untung ternyata tidak ... Among tidak berniat melempar aku ... karena beliau memang tak melihat keberadaanku.  Kara Sabay Erna mengakhiri ceritanya. 

Akupun tersenyum geli mendengar cerita Sabay ku itu.    Itu memang cerita biasa bagi kami anak anak di sekitar Desa Pagelaran, sudah tak terbilang lagi berapa buah aku memetik dari tanaman orang di sekitar tempat tinggalku itu, rasanya paling banyak buah Jambu Air milik Pak Dahlan, jambu air milik Pak Mangku Orang Tua Mbak Kasyati. Dan banyak Lagi termasuk jambu Milik Keluarga Sumardi yang rumahnya ditempat Bpk Usman Bagindo, Orang Tua Sabai Erna. Memetik buah buahan milik tetangga tampa sepengetahuan pemiliknya memang menjadi kenangan indah yang sulit kami lupakan, itu kenangan indah semasa kecil, tetapi sebagai anak laki laki  kami punya wilayah operasi yang lebih luas ... dan kadangkala operasi di malam hari. Kenangan itu terlalu indah untuk dilupakan, walaupun kita sediri yang mampu menikmatinya secara sempurna. Dan kawan kawan yang lain memilih mnikmati kenangannya masing masing. 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar