JADI HIBURAN DI HARI TUA
SEKITAR SEPULUH tahunanlah saya ditugaskan menjadi tenaga peneliti di kantor tempat bekerja Kanwil Depdikbud Prop. Lampung atas dukungan Bagian Proyek Inventarisasi Nilai Nilai Budaya Daerah Lampung, Tetapi pada saat itu seingat saya saya melakukan penelitian dan penulisan itu tidak diberi sertivikat karena Kontrak saya cukup besar, selain memang saya tak selalu berharap punya sertivikat penghargaajn karena memang saya baru saja membangun rumah tangga, Alhamdulillah atas penelitian yang saya lakukan saya bisa mendirikn sebuah rumah sederhana, tidak besar dan memang belum selesai asal berdiri saja, dan langsung saya tunggu, dan mulai sejak saat itu setiap bulan setelah gajian menerima uang termyn pembayaran biaya penelitian saya selalu memanggil tukung untuk mengguyur segala kekurangan yang belum diselesaikan tukang karena memang ketiadaan dana.
Sebetulnya kontrak saya tidak kecil, pada suatu saat saya mampir ke ruang kerja Pak Dekan lalu dia cerita Usil penelitian Pribadinya di terima, dan baru mulai menu;lis dan diberikan waktu untuk selesai dalam waktu dua bulan lebih, belaiu menyebutkan nominalkontrak, saya menjadi terkejut karena nominal saya sepuluh kalipatnya. Itulah sebanya ketika beliau mengatakan Ini Printah dari saya Fachruddin, kamu kan PNS jadi saya minta pindah saja untuk jadi Dosen di sini. Apalagi memang sudah mengabdi sekian tahun sebagai DLB di situ. Dengan segala kerendahan hati saya menolak ajakannya itu.
Salah satu Penelitian saya tentang Organisasi dan Ajaran Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa di Lampung, saya berpasangan dengan Prof. Sumitro, ada lima organisasi yang didirikan dan berkembang di Lampung itu yang jadi objek penelitian kami Usai pengumpulan data Pak Prov bilang Fachruddin bisa gak penulisan konsep tuntas selesai dalam sebulan, Insya Allah Pak. Sekitar sepuluh hari setelah itui saya menyampaikan konsep awal tetapi lengkap dan cara penulisan sudah saya sesuaikan dengan cara penulisan umum, dan jumlah serta cara penulisan daftar literaturpun saya penuhi sesuai kaiodah umum saja. Pak. Prof Sumitro sepertinya merasa puas Dalam kesempatan lain beliau menawarkan kepada saya untuk ikut program S2 Sosiologi Pedesaan di IPB Bogor, Prof Sayugo di IPB ada penelitian tentang Peran Wanita se Indonesia, beliau membutuhkan tenaga pmbantu dalam penelitian itu dua orang setiap daerah yang jadi sampel penelitian. Pembantunya memang dipilih yang belum S2, jadi pembantunya harus kuliah S2 di IPB masuk secara bersamaan di Konsentrasi Peran Wanitta di Sosiologi Pedesaan IPB. Judul Penelitiuan masing masing akan ditentukan oleh Prof. Sayugo.
Pada saat itulah saya mendapatkan Sertivikat yang psling saya sesali, karena pada saat itu saya menolak padahal jika saya mau maka saya kuliah gratis, bahkan ditambah uang literatur, uang kost dan uang serta ditambah lagi dengan uang saku. Sedang untuk penelitian disediakab biaya lain lagi. Tetapi jelasnya bagaimana nanti saja bila memang tertarik dengan program ini. Tetapi ada satu catatan bahwa saya nanti harus pindah menjadi Tenaga Pengajar di Unila dan harus mempersiapkan diri untuk masuk ke Program S3 dan Nanti Prof. Sayugyo yang akan memberikan pertimbangan pertimbangan lebih lanjut karena akan terkait dengan Keberhasilan Provosal yang telah beliau ajukan dan di terima oleh sponsor. Berarti pada saat itu terbuka bagi saya untuk mencapai Provesor karena pada saat itu memang saya masih muda, pada saat itu seusia saya memang tak mikir jabatan, karena memang masih muda. Itu sertivikat yang sangat menyesalkan, artinya saya kehilangan kesempatan.
Maka sertivikat penulisan buku " Pandemi Pasti Berlau " ini saya anggap adalah sertivikat yang terkahir bagi saya, itu adalah sertivikat sosial. Tulisan saya di Grup itu adalah berlatar kepada Pengalaman Masyarakay Kota Irom, insya Allah saya tampilkan ditulisan lain. Saya senang sekali menerima sertivikat yang terakhir ini. Semoga saja menjadi ibadah bagi saya. Kota Irom Kota termodern pada saat itu hancur lebur karena mereka seolah memiliki kesepakatan untuk memalsu timbangan, takaran dasn ukuran. Saya melihat di Indonesia ini Pemerintah gemar sekali bermain main dengan angka dan statistik yang palsu, siapapun yang sepakat memalsu angka angka dan data maka akan hancur sepertio hancurnya kota Iram. karena kita akan memutuskan segala sesuatu berdasarkan angka dan pemikiran serta pertimbangan yang salahj. " Semoga Ini Jangan Pernah Terjadi ".
Barokallah smg bermanfaat bg yg membaca serta memahaminya Aamiin
BalasHapus