TERNYATA BANG NURDIN MENYUSUL ... INNA LILLAH ...
Pak Kapan Kapan nanti saya akan datang maen ke rjumah Pak De .... Ya ... saya tunggu ... kata Pak De Sirot .... tolong siaplan Kopi Pak De .... oke siap Kata Pak De ramah dan nampak cerah dan gembira. Mendengar kabar tentang Pak De Sirot meninggal sekitas sebulan lalu .... saya menjadi sangat menyesal karena belum memiliki kesempat yang baik untuk berkunjung ke rumah beliau yang mencapai jarak 100 meter lari itu.
Dan saya sangat menyesal sekali. Lalu saya segera menghunungi Agung via WA .... Aung adalah Ponakan Almarhum Pak De Sirot. Agung adalah Putra dari Sahabat Sekelas Saya Waktu SD. dan Sutadi adalah Adik Kandung Pak De Sirot. Saya meminta Agung mengirimi saya Foptonya PakdesIrot, maka saya dapatkan Foto beliau. Saya mengedit foto ini memasukkan Foto saya, hiongga dalam Foto ini terlihat kami berdua. Karena posisi terlalu sempit maka foto kami terpaksa dalam posisi berhimpitan. karena saya takl ingin mengganti menggnti latar belakangnya. Dan berarti enam pukluh persen fotio ini asli adanya.
Yang sulit saya lupakan dengan Pak De Sirot adalah ketika menjadi Pimopinan kami di Grup Sepak Bola pada saat itu umumny kami belum lagi lulus dari SD. Yang sudah duduk di SMP Pada saat itu antara lain Abang Lutfi, tetapi beliau kurang serius dalam bermain beda dengan Pak De Sirot.
Ada lagi sosok yang juga memiliki bobot kepemimpinan, tentu saja dengan bobot yang relatip saja. Dan salah satunya adalah Bang Nurdin. Setidaknya saya memiliki catatan yang saya lekatkan dalam ingatan bahwa peran Bang Nurdin yang sering sekali saya menangkap gagasan gagasan beliau yag beliau ungkapkan secara
Bisa kita bayangkan Bagaimana Pak De Sirot bisa mengadakan Bola Kaki, bisa di bayangkan betapa sulitnya mencari uang karena harus dengan cara menabung dan menyisihkan uang jajan. Sementara dalam pengamatan saya disekolah pada saat itu8 maka taksiran saya yang hobi jajan disekolah saya kita tidak mencapai 40% sisanya harus menahn lapar dan bersegera pulang untuk makan di rumah masing masing dengan cara segera angkat kaki setelah lonceng pulang dibunyikan.
Kalaupun ada yang ikut cawe cawe menyumbang, maka jumlahnya sangatlah terbatas. karena memang pada saat itu cuaca seperti kurang bersahabatat, karena secara berturut turut setiap kali musim kemarau selalu berlangsung dalam waktu panjang, da itu memiliki efek yang sangat negatip bagi dunia pertanian kami harus menerima kenyataan mengalami masa kemarau yang berkepanjangan.
Pada saat saya masih kecul itu beruntung sekali kami dialiri oleh beberapa Sungat yang tak kunjung kering, selain kami riang gembira karena karena pasa Kemarau adalah masa kegembiraan kami main bola kami karena sawah umumnya tidak berair dan berarti habitat kami untuk bermain bola kami sangat beraneka pilihannya. Dan nanti pada saat musim tanam kami molai bergabung di Lapangan Lapagan Resmi untuk main bola kaki.
Yang saya kagumi dari Pak De Sirot adalah kemampuan Pakde mengajak Kami untuk Tandang bertanding di rumah Musuh. Yang pertama Kami diajak bertanding dio Rawa Harum, dan yng Keduia Kami diajak Bertanding di Dimpang Tangkit Serdanng.
Ketika Kami bertandang ke Rwaharum , kamiu dicukur dengan empat goal dan nyaris tampa balas. dan Gol balasan dari kami atas gawang Kawan kawan Rawa Haruim yang nyaris sering ditinggal oleh Penjaga Gawng nya karena Dia ikut ikutan menyerang. Sehingga kami membalas dengan sebuah Goal yang nyaris Aneh. Karena kawan yang kami tugaskan untuk Mengekskusi kearag Gawang lawan sebagai tendangan bebas,. masih termasuk di Area kami, kami sepakat menugaskan seorng anggota Tim yang memang tendangannya sangat keras.
Sayng sekali tendngn keras itu ternyata melenceng sngat jauh sekali dan juh dri lokasi gawang pihak musuh, melihat tendangan liar yang keras dan meleset dari jauh dari sasaran itu membuat Sang Kiper musuh mengambil posisi menanti bola yang dotendang liur itu. Pada saat itulah Pak De Sirot memanfaatkan dorongan pinbggulnya bagian belanag sehingga lajunya bola tiba tiba arah bila ternuyata bisa diluruskan ke Gawang yang yang sedang melompong ditinggal penjaga gawang itu .... Priiit juri menyatakan Gpol ... dan Syah .... baik kami maupun musuh semua tertawa terbahak bahak, melihat adegan Goal yang menjadi lugu itu ... lalu Juri meniup pluit panjang, pertandingan dinyatakan selesai .... dan kemenangan jedi milik Tuan Rumah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar