Sabtu, 04 April 2020

ALLAH MEMBERIKAN KESEMPATAN KEPADA SEMUA

MENYESAL karena keliru langkah, bisa jadi, tetapi Allah memberikan hamparan dunia yang demikian luas dan kita diberikan kebebasan untuk menapaki dunia Allah yang demikian luas dan maha kaya ini. Banyak kekayaan alam itu tak terhabiskan, kalaupun habis nanti diketemukan potensi yang baru. Allah MahaKaya dan kita diperbolehkan memanfaatkan kekayaan itu. Tetapi nayatanya ada manusia yang kaya dan ada yang miskin. Memang Allah akan melapang yang satu dan menyempiukan yang lain. Tetapi dilain pihak Allah firmankan bahwa Allah akan tergantung prasangka hambanya, Bila kiuta menjauh maka Allah akan menjauh, Tetapi bila kita mendekata Allah dengan berjalan, maka Allah akan menjemput kita dengan berlari. Mintalah kepadaKu kata Alaah SWT, aku pula yang akan memberinya.

Ini bukan cerita hayalan, tetapi sungguh sungguh aku alami, tetapi dalam tulisan ini aku menghindari penulisan nama, itu semua menghindari fitnah. Pada suatu saat Pihak Departemen memerintahkan kepada Kantor di mana saya bekerja untuk melakukan sebuah Penelitian, penelitian terhadap sesuatu yang sejatinya memang belum banyak yang memahaminya, oleh karenanya Pimpinan kami diminta untuk mengganbdeng seorang Akademisi, maka ditunjuklah seorang Profesor tetapi saat itu masih Doctor, bayangan Provesor hanya menunggu waktu saja. Pimpinan kami menunjuk saya sebagai pendampingh peneliti dari akademisi itu.

Setelah kami masing masing mempelajari petunjuk pelaksanaan dari Pusat dan kami berusaha mencari kesesuaian dalam perencaan. Alkisah kami ke lapangan untuk melakukan wawancara mendalam, saya menerima beberapa poin catatan beliau, dan beliau mengatakan saya minta konsep dengan ketikan rapi sudah kelar tiga bulan terhitung sekarang, kata beliau ketika kami pulang dari lapangan. sayapoun mengiyakan, Insya Allah Pak kata saya singkat.  Beliau terkejut, ketika saya menyampaikan laporan dengan ketikan final dalam waktui satu nulan.

Beliau sangat terkejut, diluar dugaan saya bekerja demikian kilat. Pada saat itulah beliau menawarkan kepada saya untuk Kuliah S2 Sosiologi Pedesaan di Institut Pertanian Bogor (IPB). Saya dekat dengan Prof. Sayugyo kata beliau. Pak Sayugyo mendapat proyek penelitian tentang wanita Indonesia. Pak Sayogya menginginkan Tim Peneliti semua adalah mahasiswanya, selama mewngikuti kuliyah ada beberapa mata kuliah akan diperkuat, pada tahun kedua penelitian dimulai ke lapangan. Nanti mahasiswa di gratiskan Uang kuliyah, dapat dapat uang saku,  uang literatur, uang kost dan uang makan, serta uang transport selama kuliah, sedang uang penelitian ada hitungan tersendiri. Pendamping penelitian sama dengan pembimbing research. Penelitian selesai berarti siap ujian.Begitu lulus anda harus mengajukan permohonan pindah ke Universitas Lampung sebagai disen di.

Tawaran yang demikian bagus ternyata saya sia siakan. Saya tergoda setelah suatu hari berkunjung ke Pak Dekan di PT lain, Pak Dekan bercerita bahwa Proposalnya Penelitian Kecilnya diterima, dananya Rp. 500.000,- lumaian kata Pak  Dekan. Saya menjadi terkenut karena penelitian saya pada saat itu yang dilakukan atas kerjasama dengan dua Negara Eropa,  anggaran yang tersedia bagi kami Tim Peneliti pada saat itu Rp. 7.500.000,- perterment, anggota Tim saya ada dua orang  keduanya pasif tak cukup memahami masalah yang teliti. Praktis saya meneliti seorang diri, walaupun sesekali mereka saya bawa ke lapangan, tetapi memang mereka tak menuntut apa apa.

Dengan dalih saya sedang mengumpulkan adana untuk membagu rumah, untuk beli kendaraan roda empat dan naik haji. Setelah mereka yang gabung ke IPB melaksanakan tugas saya baru sadar bahwa saya telah melakukan sebuah kekeliruan besar, menolak untuk kesempatan kuliah S2, gratis, mendapatkan dana besar dal;am penelitian, dan dipersiapkan sebagai tenaga dosen di Universitas Negeri. Itu sebuah peluang besar, karena pada saat itu banyak sekali dosen dosen yang masi S1. Mereka belum kuliah S@ karena belum memiliki kesempatan.

Saya tak ingin cerita ini diperpanjang, karena point yang ingin saya sampaikan adalah bahwa Allah sebenarnya maha adil dan memberikan kesempatan agar seseorang itu memiliki peluang untuk menyelesaikan permasalahannya sebelum orang tersebut jauh sebelum mencapai usia 50 tahun. Sayang banyak peluang yang mungkin muncul di mana mana, tetapi yang bersangkutan kerang terampil memanfaatkan peluang.

Itulah barangkali mengapa para ulama selalu menganjurkan agar kita selalu berdoa ya Allah tunjukkanlah bahwa yang baik dan benar baik dan benar juga di mata saya ..... Begitu banyaknya orang orang yang muda muda sudah sukses. Sementara kita semakin tua semakin dirasakan kurang cerdas membuat analisa, dan akhirnya keliru dalam memilih jalan. Itulah sebabnya kita tak perlu memiliki dosa yang terasa besar baru istighfar, terhadap keslahan yang kita anggap kecuilpun, wajib rasanya beristighfar banyak banyak.  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar